Home » , » MENJAWAB PEMURTADAN BERKEDOK ISLAM MISIONARIS

MENJAWAB PEMURTADAN BERKEDOK ISLAM MISIONARIS

Written By Em Yahya on Jumat, 12 April 2013 | 16.00


Dalam artikel “Doa Islam Dan Kristen, Mana Diperhatikan Allah?” seorang admin yang tidak mencantumkan penulisnya, menjelaskan bahwa doa umat Islam tidak dikabulkan Allah sebelum menerima dan mengakui kematian Yesus di tiang salib sebagai penebus dosa manusia.

Tipuan pemurtadan salibis ini dimulai dengan kalimat yang indah, bahwa setiap orang tentu menginginkan doa-doa yang dinaikkannya mendapat jawaban dari Allah. Berakting bak ustadz motivator, ia mengutip Al-Qur'an surat Qaf 16 bahwa Allah itu sangat dekat dengan manusia, lebih dekat daripada urat leher manusia. Tak lupa dikutipnya surat Al-Baqarah 186 bahwa Allah menjamin akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Nya.

Sejurus kemudian, ia memasukkan doktrin Kristen dengan mengajak pembaca berpikir, mengapa ada doa yang tidak dikabulkan Allah? “Ketika Allah tidak kunjung menjawab doa kita, tidak jarang kita bertanya, apakah Allah mendengar doaku atau doa-doa itu hanya sampai pada langit-langit kamarku?” tulisnya.

Pertanyaan ini dijawab sendiri sebagai berikut: “Kita lupa, bahwa dosa telah memisahkan kita dari Allah,” jawabnya sembari mengutip Bibel kitab Yesaya 59:2. “Hanya orang yang datang kepada-Nya dengan patah hati dan jiwa remuk, yang akan diperhatikan doanya,” jelasnya.

Kemudian ia mengutip ayat Bibel dalam Kisah Para Rasul 18:13-14 tentang kisah rohaniawan Farisi dan pemungut pajak pada masa Yesus, bahwa ada doa orang jahat yang dikabulkan Tuhan, sebaliknya doa orang baik malah ditolak Tuhan. Doa hanya dikabulkan Tuhan bila manusia mengakui segala dosa yang telah dilakukannya.

Selanjutnya, dalam sub judul “Allah Melihat Hati, Bukan Ritual” dengan mengutip Al-Qur'an surat Al-Fatihah, dituding bahwa doa umat Islam untuk dikaruniai keselamatan surgawi tidak pernah dikabulkan Allah. Menurutnya, kesalahan doa umat Islam tersebut karena umat Islam sibuk membersihkan jasmani, tapi lupa membersihkan hati.

“Membersihkan tubuh jasmani ketika hendak menghadap Allah memang boleh, tetapi kebersihan hati jauh lebih penting,” jelasnya sembari mengutip Injil Matius 15:19.

Terakhir, penginjil menutup artikel pemurtadannya dengan solusi bahwa umat Islam harus mengimani Yesus sebagai tuhan dan juru selamat agar doanya dikabulkan Allah. Karena mengimani kematian Yesus di tiang salib sebagai penebus dosa manusia adalah satu-satunya cara untuk membersihkan hati manusia.

“Darah Anak Allah, yaitu Isa Al-Masih yang tumpah di kayu salib berkuasa untuk membersihkan hati setiap orang dari sampah yang menghalangi doanya. Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya,” pungkasnya.

Ajaran penginjil itu benar-benar sesat dan merusak iman, baik dalam tinjauan Al-Qur'an maupun Bibel.

PERTAMA, tudingan bahwa umat Islam sibuk membersihkan jasmani tanpa membersihkan hati, jelas kebohongan. Nas-nas literal dalam Al-Qur'an maupun hadits mengajarkan keseimbangan perlunya kebersihan jasmani dan rohani (iman dan hati) dalam keterkabulan doa.

Dalam aspek jasmani, Islam menekankan halalnya pakaian, tempat ibadah dan darah daging yang bebas dari makanan/minuman haram (Qs Al-Baqarah 172, Al-Mu’minun 51). Karena Allah itu maha bagus (Thayyibun), maka berdoa kepadanya harus dengan modal yang halal dan thayyib.“Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik” (HR Muslim).

Rasulullah Saw bersabda: “Ada seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa: Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya bisa terkabulkan?" (HR Muslim dari Abu Hurairah RA).

Dalam aspek rohani, Islam menekankan pentingnya kebersihan iman, niat dan hati dalam berdoa supaya dikabulkan Allah Swt, antara lain:

1. Berdoa dengan ikhlas hanya kepada Allah dengan membersihkan iman dari segala bentuk kesyirikan (Qs Ghafir 14). Mulailah doa dengan memanjatkan Asmaul Husna (nama-nama Allah yang indah) dan shalawat nabi (Qs Al-A'raf 180, Al-Ahzab 56).

2. Berdoa hati yang khusyuk dan sungguh-sungguh dengan sepenuh keyakinan dan prasangka baik kepada Allah, bahwa Dia akan selalu mengabulkan doa (Qs Al-Mu'min 60).

“Hati itu laksana wadah dan sebahagian wadah ada yang lebih besar dari yang lainnya, maka apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah kepada-Nya dengan yakin akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak khusyuk" (HR Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim).

3. Berdoa dengan segala kerendahan hati (tadharru’) dan tawadhu’ menjauhkan diri dari segala kesombongan, karena Allah SWT tidak menyukai orang yang sombong dan tinggi hati (Qs An-Nisa’ 36, Al-A'raf 55).

4. Tidak berdoa untuk dosa atau kemaksiatan, dan tidak tergesa-gesa minta doanya dikabulkan secara kilat (isti’jal).

Dengan menjalani tahapan doa secara benar, maka doa umat Islam akan dikabulkan Allah Ta’ala sesuai dengan cara-Nya:

“Tiada seorang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali dikabulkan-Nya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa" (HR. Tabrani)

KEDUA, mengimani Yesus sebagai tuhan yang darahnya mengucur di tiang gantungan salib itu bukan membersihkan hati, tapi mengotori hati dan keimanan dengan kesyirikan. Kesyirikan ini tentu saja membuat doa semakin mustahil dikabulkan Allah SWT, karena syirik adalah dosa besar yang tidak berampun (Qs. An-Nisa’ 48, 116). Bahkan meyakini Yesus sebagai tuhan dan juru selamat akan menghapus segala amal dan menjerumuskan ke neraka.

“Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (Qs. Az Zumar 65).

KETIGA, ajaran penginjil jika Tuhan hanya melihat hati tanpa melihat ritual, jelas salah besar dan tidak Alkitabiah (bertentangan dengan ajaran Bibel). Bahkan bertolak belakang dengan ajaran Yesus dan para nabi lainnya.

Menurut Bibel, selain kekudusan, untuk kesempurnaan hubungan dengan Tuhan, para nabi termasuk Yesus melakukan berbagai tata-cara dan ritual ibadah yang benar, di antaranya: berwudhu dengan membasuh tangan dan kaki sebelum masuk rumah ibadah (Keluaran 40:31-32); melepas kasut di tanah kudus (Keluaran 3:5, Yosua 5:15); menghadap Kiblat (Mazmur 5:8); bersujud (Mazmur 95:6, Bilangan 20:6, Kejadian 17:3-4, Matius 26:39), dan berdoa dengan menengadahkan tangan (1 Timotius 2:8).

Jika Tuhan hanya melihat hati tanpa melihat jasmani, lantas untuk apa para nabi dalam Bibel itu berwudhu, bersujud dan menengadahkan tangan menghadap kiblat? Jika ajaran penginjil Kristen itu dibenarkan, berarti menuduh Yesus dan para nabi dalam Bibel itu melakukan ritual kesia-siaan.

YESUS BUKAN TUHAN. MAKA BERDOALAH KEPADA TUHANNYA YESUS

Ajaran penginjil Kristen untuk berdoa kepada Yesus atau berdoa dalam nama Yesus adalah ibadah yang mungkar dan bertentangan dengan akidah Islam. Doa kepada Yesus juga menyimpang dari ajaran Bibel yang mengajarkan bahwa hanya Allah saja Tuhan yang mendengar dan mengabulkan doa:

“Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu” (Yeremia 29: 12; bdk: Yesaya 65: 24, Mazmur 65: 2-3).

Salah alamat jika penginjil mengajak umat Islam berdoa kepada Yesus. Karena sepanjang hayatnya Yesus hanya berdoa kepada Allah, baik dalam suka maupun duka tertimpa musibah:

“Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia berdoa kepada Allah” (Lukas 6:12; baca juga: Matius 26:36, Lukas 5:16, 22:41-42, 22:45).

Ketika terjepit, sedih hendak ditangkap musuh untuk dihukum salib, Yesus berdoa mohon pertolongan kepada Allah: “Kata Yesus: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari padaku” (Markus 14:36; Matius 26: 39).

Kepada para muridnya yang menginginkan kursus tatacara berdoa, Yesus mengajarkan doa kepada Allah dalam ayat yang dikenal sebagai Doa Bapa Kami dan diabadikan dalam Injil Matius 6:9-13 dan Injil Lukas 11:2-4).

Jika seumur hidupnya Yesus hanya berdoa kepada Allah dan tidak pernah menyuruh orang untuk berdoa kepadanya, maka salah alamat jika penginjil Kristen mengajarkan berdoa kepada Yesus.

Jika para penginjil Kristen mau meneladani ajaran Yesus, ikutilah etika berdoa Yesus dengan berdoa secara ikhlas, tadharru’ dan tawadhu’ kepada Allah. BERDOALAH KEPADA TUHANNYA YESUS, JANGAN BERDOA KEPADA YESUS !!!

source: Kompor Meledug VI
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Isi Post Dzul Kifayatain

Translate

Topics :
 
Support : emye Blogger Kertahayu | kanahayakoe | Shine_83
Copyright © 2013. Dzul Kifayatain_Tis'ah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger