Home » , » Peta Mimpi Yahudi Di Timur Tengah (2)

Peta Mimpi Yahudi Di Timur Tengah (2)

Written By Em Yahya on Rabu, 10 April 2013 | 09.12


TIGA provinsi Irak yang mayoritas penduduknya menganut faham Sunni akan membentuk negara Sunni Irak dan bergabung dengan Suriah. Suriah sendiri akan kehilangan wilayah pantainya yang menggabungkan diri dengan Libanon. Sementara suku Kurdi yang mendiami wilayah sebelah utara Irak akan membentuk negara Kurdistan. Mereka akan bergabung dengan suku Kurdi yang berada wilayah Suriah, Iran dan Turki. Sehingga jika nantinya negara Kurdistan ini berdiri, wilayahnya akan terbentang dari Dyarbarkir di Turki hingga Tabriz di Iran. Dan menurut Peters, negara ini akan menjadi negara yang sangat pro Barat.

Bukan tanpa alasan Peters mengungkapkan ide gilanya itu. Dalam artikel itu, ia berargumen bahwa negara-negara Timur Tengah yang ada sekarang adalah buah dari kesalahan fatal orang-orang Inggris dan Perancis di awal abad ke-20. Mereka telah membagi-bagi wilayah yang menjadi daerah jajahannya di abad ke-19 itu secara tidak tepat.

Akibatnya, beberapa kelompok dengan jumlah populasi yang besar mendapat perlakuan tidak adil. Mereka merasa dikhianati dan menderita akibat penindasan kelompok yang berkuasa. Mereka adalah Suku Kurdi, Suku Baloch dan Kaum Arab Syiah. Meski jumlah mereka besar, mereka mendapat perlakuan yang tidak semestinya, sama seperti yang terjadi terhadap kaum minoritas semisal kelompok Kristen, Bahais, Ismailia, Naqshbandi dan sejumlah kelompok minoritas lainnya.

Salah satu bentuk ketidakadilan itu, menurut Peters, adalah tidak adanya negara Kurdi merdeka di wilayah yang terbentang antara Pegunungan Balkan hingga Himalaya. Padahal di sepanjang wilayah tersebut ada 27-36 juta warga Kurdi yang tinggal secara tersebar. Menurutnya, Bangsa Kurdi adalah kelompok etnis terbesar di dunia yang tidak memiliki negara sendiri. Lebih buruk lagi, bangsa ini selalu mendapat tekanan dari pihak pemerintah yang menguasai daerah yang mereka tinggali.

Demikian pula yang terjadi dengan suku-suku lain. Namun, pandangan Peters berbalik ketika mengomentari wilayah Palestina. Ia sama sekali tidak mengomentari bangsa Arab Palestina yang mendapat perlakuan tidak adil dari Yahudi Israel. Ia justru menyebut bahwa Israel memiliki harapan untuk hidup berdampingan dengan damai bersama tetangganya. Dengan persetujuan lokal demi kepentingan bersama, Israel harus mendapatkan kembali perbatasannya seperti sebelum tahun 1967.


Ketidakadilan yang dialami suku- suku mayoritas itu memunculkan kebencian yang kemudian berubah menjadi tindakan kekerasan yang terjadi secara terus-menerus. Inilah yang membuat wilayah Timur Tengah menjadi daerah yang rawan konflik dan penuh pertumpahan darah. “Kita berhubungan dengan wilayah-wilayah buatan manusia yang besar tapi cacat. Yang tidak mampu menghentikan munculnya rasa kebencian dan kekerasan, kecuali wilayah-wilayah itu dikoreksi,” papar Peters dalam artikelnya.

Ia menyebutkan, sebenarnya pihak Amerika Serikat (AS) punya peluang besar membuat batas wilayah baru negara-negara di Timur Tengah ketika pemerintahan Saddam Hus- sein jatuh akibat invasi pasukannya. “Irak seharusnya dibagi menjadi tiga negara yang lebih kecil sesegera mungkin,” ungkapnya.

Namun hal tersebut urung dilakukan mengingat keikutsertaan suku tersebut dalam pemerintahan baru Irak. Tapi Peters yakin bahwa hampir 100 persen warga Kurdi Irak akan segera memilih untuk mendirikan negara sendiri.

Peters juga menyebutkan bahwa Arab Saudi sebagai ancaman bagi terciptanya kedamaian di Timur Tengah. Penguasaan dua kota suci umat Islam–Mekkah dan Madinah— dan sumber-sumber minyak oleh rejim keluarga kerajaan Arab menyebabkan faham Wahabi yang dianut keluarga kerajaan bisa berkembang luas. Faham yang disebut intolerans oleh Ralph Peters ini memang dipercaya sebagai sumber doktrin terorisme di dunia. Maklum teroris nomor satu versi AS, Usamah bin Laden, adalah penganut faham Wahabi.


Peters menilai, kepemilikan sumber minyak yang menghasilkan kekayaan yang melimpah dan monopoli penguasaan kota suci yang menjadi tujuan kaum muslim dari seluruh dunia akan memudahkan penyebaran ajaran Wahabi ke seluruh dunia. Untuk itu, dalam peta yang diajukan oleh pria kelahiran Pottsville, Pennsylvania ini, keluarga kerajaan Saudi harusnya hanya menguasai wilayah di sekitar Riyadh saja. Keluarga ini juga harus merelakan sumber-sumber minyaknya di daerah pantai kepada kaum Arab Syiah yang mendiami wilayah tersebut. Menurutnya, kepemilikan sumber-sumber minyak oleh kelompok Syiah juga sebenarnya tidak disukai oleh pihak AS. [habibi/saksi/islampos]

BERSAMBUNG




Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Isi Post Dzul Kifayatain

Translate

Topics :
 
Support : emye Blogger Kertahayu | kanahayakoe | Shine_83
Copyright © 2013. Dzul Kifayatain_Tis'ah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger