Home » » "Propaganda al-Qur’an Surah Al-Naba: 33"

"Propaganda al-Qur’an Surah Al-Naba: 33"

Written By Em Yahya on Minggu, 07 April 2013 | 00.19

                                                                بسم الله الرحمن الرحيم

Suatu saat ada kawan facebook saya yang bertanya kepada saya perihal Surah al-Naba’ ayat 33. Berikut pertanyaannya:

"Coba anda saya test ttg surganya islam..QS 78:33 Kawa’eba atraba..Kata arab “kawa’eba berarti APA? ..Tapi penerjemah Quran di indonesia terlalu malu untuk menerjemahkahkan itu..sebab memang bertentangan dengan nurani
penerjemah..tapi bhs arabnya jelas menyebutkan hal itu..karena merasa malu dan risih inilah para penerjemah Quran Indonesia dengan NEKAD mengedit kata2 allah…….==>cuma diterjemahkan sebagai gadis2 remaja===>QS 78:33-34 : ” dan gadis-gadis remaja* yang sebaya, ,dan gelas2 yg penuh (berisi minuman)…” ???????
.Kata arab “kawa’eba berarti perawan muda yg dadanya kencang MONTOK dan berbentuk indah.."


Jawab:

BAB I

PENDAHULUAN

Segala puji syukur hanya bagi Allah, shalawat dan salam hanya untuk kekasih kita nabi besar Muhammad saw, keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai hari kiamat nanti.

Allah berfirman:

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah/2:120)


Banyak sekali propaganda non muslim dalam meracuni umat Islam, baik dengan cara-cara formal maupun informal, dengan cara-cara (yang terkesan) ilmiah maupun dengan cara-cara murahan.

Salah satu cara murahan non muslim dalam berpropaganda adalah dengan mencari ayat-ayat al-Qur’an dan/atau al-Hadits yang berpotensi “membingungkan” kalangan awam dengan harapan masuk kedalam perangkap mereka, minimal menjadi tidak percaya terhadap al-Qur’an dan menjadi jauh sejauh-jauhnya. Akan tetapi Allah melindungi agama-Nya meski orang-orang kafir tidak menyukainya.

Allah berfirman:“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS. Al-Taubah/9:32)

BAB II

PEMBAHASAN

            Allah swt telah berfirman dalam Qur’an Surah al-Naba/78 ayat 31-36:

إِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًا (33)

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan

حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا (32)

(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,

وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا (33)

dan gadis-gadis remaja yang sebaya,

وَكَأْسًا دِهَاقًا (34)

dan gelas-gelas yang penuh berisi minuman,

لاَ يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَلاَ كِذَّابًا (35)

Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta,

جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطاَءً حِسَابًا (36)

Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.



Orang-orang non muslim menggunakan cara-cara murahan dalam mentafsirkan ayat-ayat di atas pada ayat ke 33 sehingga membingungkan orang-orang awam. Mereka berkata bahwa ayat ke 33 arti aslinya bukan “gadis-gadis remaja yang sebaya,” akan tetapi adalah “perawan muda yg dadanya kencang MONTOK dan berbentuk indah.”

Baiklah di sini penulis dengan segala keterbatasan penulis akan mencoba memberikan penjelasan terhadap propaganda murahan ini. Kritik dan masukan akan menjadi bahan bakar penulis untuk menjadi lebih baik.



A. ETIMOLOGI

Secara etimologi kata وَكَوَاعِبَ adalah jama’ dari كَعْبٌ yang makna aslinya adalah “Sesuatu yang menonjol.” Dari kata كَعْبٌ inilah kemudian muncul arti-arti yang lain sesuai dengan penggunaan kata dari situasi kondisi yang ada.

Di bawah ini penulis akan menjelaskan penggunaan kata كَعْبٌ dalam kamus-kamus Arab.[1]

Apabila kata كَعْبٌ masuk ke rana bangunan maka bermakna: “kubus.” Begitu pula apabila ditambah Ta’ Marbuthah = كَعْبَةٌ artinya adalah: bangunan berbentuk kubus (Ka’bah).
Apabila kata كَعْبٌ masuk ke dalam ranah kedokteran maka artinya menjadi: “sendi, ruas, mata kaki dan/atau tumit.”
Apabila kata كَعْبٌ masuk ke ranah derajat maka artinya: “kemuliaan, keluhuran dan kebesaran.”
Apabila kata كَعْبٌ masuk ke ranah perbuatan, maka artinya adalah: “bersegera atau mengisi.”
Apabila kata كَعْبٌ masuk ke dalam ranah permainan maka bermakna: “dadu.”
Apabila kata كَعْبٌ masuk ke dalam tali maka akan berarti: “simpul,”
 Apabila kata كَعْبٌ masuk ke ranah wanita maka artinya adalah: “Kegadisan dan keperawanan.”
Apabila kata كَعْبٌ dideskripsikan ke buah dada perempuan maka akan bermakna: “montok buah dadanya” dengan catatan:
Setelah kata mashdar كَعْبٌ berubah menjadi Fi’il Madhi كَعَّبَ dan harus ada tambahan Jariyah / جاَرِيَةٌ menjadi كَعَّبَتِ الْجَارِيَةُ.
Dijadikan Fa’il كَاعِبٌ dan harus ada tambahan Jariyah / جاَرِيَةٌ menjadi كَاعِبُ الْجَارِيَةُ.  Atau ;
Harakat fathah di lafal كَعْبٌ di atas berubah menjadi dhammah كُعْبٌ, baru bisa diartikan: “Gadis yang montok buah dadanya.”
Apabila tiga syarat di atas tidak ditemukan maka dalam tata bahasa Arab disebut kegagalan bahasa/tidak sah/cacat (بَاطِلٌ).

Ditilik dari etimologi saja propaganda murahan yang mengatakan bahwa arti Qur’an Surah Al-Naba’/78 ayat 33 yang berarti “perawan muda yg dadanya kencang MONTOK dan berbentuk indah” adalah keliru total.



B. TERMINOLOGI

Adapun secara terminologi arti وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا yang benar adalah sesuai dengan terjemahan al-Qur’an bahasa Indonesia yang ada saat ini, yakni “dan gadis-gadis remaja yang sebaya.”

Hal ini dapat dilihat dari berbagai tafsir al-Qur’an yang ada di dalam literatur Islam. yang menjelaskan makna وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا tersebut dengan arti aslinya: “Perempuan-perempuan yang berumur sebaya”[2] atau perempuan-perempuan yang mempunyai fisik yang sempurna yang sangat disukai oleh siapapun[3] yang di dunia laksana bidadari yang sangat mulia sifat-sifatnya.[4] Untuk umur bidadari ini diperkirakan (umur wanita di dunia) sekitar 30 tahun.[5]

Namun meski demikian menurut al-Maawardiy ada ulama yang mentafsirkan (baca: ingat mentafsirkan bukan mengartikan/menterjemahkan) bahwa kata وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا adalah gadis yang sempurna yang ditandai antara lain dengan montoknya buah dada, pendapat ini diwakili oleh Ibnu ‘Abbas. Sedangkan pendapat yang diwakili oleh ulama al-Dhahhak dan dipakai oleh seluruh ulama dunia adalah sebagaimana yang telah penulis terangkan sebelumnya, bahwa وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا adalah gadis yang berumur sebaya.[6]



C. KONKLUSI

Dilihat dari etimologi dan terminologi serta tafsiran para ‘ulama yang paling banyak diikuti sangat jelas bahwa arti kata وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا adalah gadis yang berumur sebaya. Adapun jika ada yang mengatakan bahwa bermakna gadis yang montok payudaranya ini diwakili oleh Ibnu ‘Abbas berdasarkan ijtihad beliau.

Lagi pula pun jika benar pendapat Ibnu ‘Abbas tentu tidak masalah, karena memang Surga diberikan untuk hamba-hambanya yang shaleh yang merupakan kenikmatan tiada tara, tentunya tidak ada satupun yang pernah merasakan, namun Allah swt mengkiaskan dengan bahasa yang sangat santun.[7] Jika saja al-Qur’an bukanlah wahyu Allah niscaya penggambaran Surga tersebut dengan bahasa yang sangat tidak pantas seperti dalam kitab “suci” agama lain yang jelas-jelas sangat mengganggu dan wajib dijauhkan dari anak-anak karena sangat mesum sekali isinya.

BAB II

PENUTUP



Alhamdulillah dengan segala keterbatasan penulis dapat menyanggah propaganda non muslim yang sebenarnya SANGAT FRUSTASI mencari kelemahan dalam agama Islam khususnya al-Qur’an dan al-Hadits, sementara dalam kitab mereka yang katanya “suci” itu sangat banyak “ayat-ayat” pornografi yang tidak pantas disebut dengan wahyu Tuhan.

Semoga tulisan ini bermanfaat, saran dan kritik sangat penulis nantikan. Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu An Lailaha Illah Anta Astaghfiruka wa Atubu Ilaik.

Wallahu A’lam bi al-Shawaab



Selasa, 26 Maret 2013

Al-Faqir Ila Rahmati Rabb

Apriansyah Bintang.



CATATAN:

Silakan dicopy/disalin dan diperbanyak dengan syarat cantumkan sumber aslinya dari mana. Jadilah blogger dan muslim yang beretika.

 END NOTE:

[1] Achmad Warson Munawwir, Kamus Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 2001, h. 1214.

[2] [a] Muhammad bin Jariyr binYaziyd bin Katsiyr bin Ghaalib al-Aamiliy al-Thabariy, Jami’ al-Bayaan ‘An Ta’wiyl Aay al-Qur’aan (Tafsiyr al-Thabariy), Beirut: Daar Hijr Li al-Thabaa’ah wa al-Nasyr wa al-Tauziy’ wa al-I’laan, 1422 H/2001 M, cet. I, vol. XXIV, h. 38.[b] Faishal bin ‘Abd al-‘Aziyz bin Fayshal ibn Hamd al-Mubarok al-Najdiy, Tawfiyq al-Rahmaan Fiy Duruws al-Qur’aan, Riyadh: Dar al-‘Aashimah, 1416 H/1996 M, cet. I, vol. IV, h. 25.

[c] Muhammad al-Amin bin Muhammad al-Mukhtaar bin ‘Abd al-Qaadir al-Jakniy al-Syanqithiy, Adhwaa’ al-Bayaan Fiy Iydhaah al-Qur’aan bi al-Qur’aan, Beirut: Dar el-Fikr, 1415 H/1995 M, cet.-, vol. VII, h. 521.

[d] Abuw Muhammad bin ‘Abd Allah bin Wahb bin Muslim al-Mishriy al-Qurosyiy, Tafsiyr al-Qur’an min al-Jaami’ Li Ibn Wahb,—: Dar al-Ghurob al-Islaamiy, 2003 M, cet. I, vol. 1, h. 110.

[e] Ibroohiym bin al-Sariy bin Sahl Abuw Ishaaq al-Zuajjaaj, Ma’aaniy al-Qur’aan wa I’roobuh, Beirut: ‘Aalam al-Kutub, 1408 H/1988 M, cet. I, vol. iv, h. 338.

[3] [a] Durwazah Muhammad ‘Azzat,  al-Tafsiyr al-Hadits, Cairo: Dar Ehya el-Kutub el-‘Arabiyya, 1383 H, vol. V, h. 407.

[b] Ibraahiym bin Ismaa’iyl al-Abyaariy, al-Mawsuw’ah al-Qur’aaniyyah, Cairo: Mu’assasah Sijl al-‘Arob, 1405 H, cet. -, vol. VIII, h. 83.

[4] Prof. Dr. Hakamat bin Yasyiyr bin Yaasin, Mawsuw’ah al-Shahiyh al-Masbuwr min al-Tafsiyr bi al-Ma’tsuwr, al-Madiynah al-Munawwaroh: Dar el-Ma’aatsir li al-Nasyr wa al-Tawziy’ wa al-Thabaa’ah, 1420 H/1999 M, cet. I, vol. I, h. 127.

[5] Abu ‘Abd Allah Muhammad bin ‘Abd Allah bin ‘Iysaa bin Muhammad al-Murry al-Malikiy, Tafsiyr al-Qur’aan al-‘Aziyz, Cairo: al-Faaruwq al-Hadiytsah, 1423 H/2002 M, cet. I, vol. V, h. 85.

[6] Silakan baca: Abu al-Hasan ‘Aliy bin Muhammad bin Muhammad bin Hubaiyb al-Bashariy al-Baghdaadiy al-Maawardiy, al-Nakt al-‘Uyuwn (Tafsiyr al-Maawardiy), Beirut: Dar el-Kutub el-‘Ilmiyyah, t.t., vol. vi, h. 188.

[7] Bahasa Arab yang biasa dipakai untuk penggunaan payudara yang montok adalah طبطب الثدي, yang tentu saja sangat jauh dari kesopanan yang dipakai oleh kitab suci al-Qur’an.
-----------------------------------------------------------------------

#Artikel ini di copas langsung dari blog kawan fb saya Bapak Apriansyah Bintang di http://diskursusislam.wordpress.com/2013/03/26/propaganda-oknum-kristen-terhadap-al-quran-surah-al-naba-33/#comment-349.
Artikel di tulis atas permintaan saya beberapa waktu yang lalu, (setelah saya membaca sebuah postingan yang bernada menghujat dari akun seorang kristen. Postingan tersebut lengkapnya seperti di bagian atas artikel ini).  Kemudian oleh Pak Apri di posting di blognya sendiri, dan baru saya share di sini untuk menambah referensi...
Semoga bisa menjawab mispersepsi tentang Islam dan juga semua fitnah yang ada.. Aaamiin ya rabbal alamiin..
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Isi Post Dzul Kifayatain

Translate

Topics :
 
Support : emye Blogger Kertahayu | kanahayakoe | Shine_83
Copyright © 2013. Dzul Kifayatain_Tis'ah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger