Home » » Robert Salaam: Al-Quran Menjawab Pertanyaanku

Robert Salaam: Al-Quran Menjawab Pertanyaanku

Written By Em Yahya on Selasa, 02 April 2013 | 10.39


Fiqhislam.com - Delapan tahun silam, Robert Salaam memutuskan untuk menjadi Muslim. Keputusan itu dilalui melalui proses pencarian yang panjang. Kini, ia menjadi salah satu pejuang Muslim AS yang bekerja keras meluruskan kesalahpahaman tentang Islam di negeri kelahirannya.

Sebelum menjadi Muslim, Robert begitu kagum dengan Alquran. Setiap membacanya, ia merasa termotivasi untuk terus berpikir. Motivasi itu sangat membantunya untuk menemukan Tuhan yang ia cari.

"Dalam Alquran, umat Islam diminta untuk mengimani kitab-kitab dan Nabi terdahulu, menyerukan kesabaran, kesimbangan, dan doa," kenang dia.

Setiap membaca Alquran, ia seperti berbicara langsung dengan Yang Maha Kuasa, tanpa perlu melalui pihak ke-3 atau ke-4. Untuk setiap pertanyaan dalam dirinya, Alquran selalu memberikan jawaban. Alquran sendiri bahkan memberikan pertanyaan padanya.

"Alquran benar-benar kitab diskusi," kata dia.Apa yang ia baca membuatnya bingung. Ia seperti linglung untuk melakukan sesuatu. Disatu sisi, ia percaya teks tersebut dan ingin menjadi bagian dari Alquran.

Di sisi lain, terlalu banyak kekerasan. Padahal, apa yang dibacanya sama dengan pihak-pihak yang melakukan kekerasan. Tapi itu tidak serta-merta menghalanginya untuk lebih dalam mengkaji Alquran.

"Saya juga heran, darimana mereka mendapatkan pembunuhan dan intoleransi. Saya mencintai Tuhan, manusia dan perdamaian. Saya percaya seluruh umat manusia diminta mengasihi setiap orang bukan memilih kelompok," kata dia.

Pemikiran itu menambah kegundahan Robert. Apalagi, ia dibesarkan dalam keluarga dengan tradisi Kristen yang kuat. Kakeknya seorang pendeta. Ia menyadari apa yang dilakukannya ini akan membuatnya merasa bersalah.

Tapi, ia percaya Islam merupakan jalan kebenaran, seperti halnya Yahudi dan Kristen. Hanya saja jalan itu berbeda-beda. "Saya hanya bisa menyerahkan keputusan ini kepada Tuhan. Saya percaya Dia tahu apa yang terbaik bagi umatnya," kenang dia.

Seminggu setelah tragedi 9/11, ia memutuskan untuk menjadi Muslim. Banyak hal yang berubah dalam hidupnya. Identitasnya, tradisi yang selama ini jalani berubah total. Itulah kehebatan iman. Jika kita percaya, maka kita akan mampu menghadapi apapun, kata dia.

Memang, banyak yang mempertanyakan kesetiannya kepada negara dan masyarakat. Tapi ia tidak peduli. Ia merasa bangga menjadi Muslim. Namun, ada tugas berat di pundaknya. Masih banyak warga AS yang membenci Islam dan Muslim. Satu kekuatan dalam dirinya, umat Islam AS tetap mempertahankan iman dan diri mereka sendiri. Ia hanya bisa berdoa. Kelak, warga AS akan menghargai perbedaan. "Saya selalu berdoa agar umat Islam dapat mengatasi prasangka dan warga AS mau bekerjasama dengan umat Islam. Saya berdoa agar umat Islam dan warga AS bersama-sama melawan radikalisme dan ekteremis," kata dia.

Ia juga berdoa agar warga AS menghargai perbedaan. Seperti yang dikatakan dalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 13, yang mengatakan sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikannya  berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara manusia  di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.

"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal," tutup dia. [yy/republika]

Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Isi Post Dzul Kifayatain

Translate

Topics :
 
Support : emye Blogger Kertahayu | kanahayakoe | Shine_83
Copyright © 2013. Dzul Kifayatain_Tis'ah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger