
Dilansir dari situs http://www.algemeiner.com, Senin (9/7/2012), Peter Higgs adalah salah satu pendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), yakni sebuah gerakan menggalang dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dan menekan Israel dengan melakukan boikot produk, memaksa investor mencabut penanaman modalnya, dan menekan Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan sanksi kepada Negeri Zionis itu.
Delapan tahun lalu, Higgs dan dua temannya, Francois Englert dan Robert Brout, pernah dianugerahi penghargaan bergengsi dalam dunia fisika, Wolf Prize, dari Presiden Moshe Katsav dan parlemen Israel, Knesset. Tetapi Higgs menolak datang ke Tel Aviv buat menerima penghargaan itu dengan alasan menentang aksi pendudukan Negeri Zionis itu terhadap tanah Palestina.
Selain bersikap pro-Palestina, Higgs adalah salah satu pegiat gerakan Kampanye Pelucutan Senjata Nuklir (CND), mulanya di Ibu Kota London, Inggris, kemudian pindah ke Kota Edinburgh. Tetapi dia kemudian mengundurkan diri saat gerakan itu mengubah haluan tidak hanya bertujuan melucuti senjata nuklir tetapi juga menentang penggunaan nuklir sebagai energi alternatif.
Higgs juga anggota aktif organisasi pecinta lingkungan, Greenpeace, tapi keluar saat lembaga swadaya masyarakat itu menentang makhluk hidup dimodifikasi secara genetika.
Namun, Higgs mungkin tidak mengetahui jika salah satu anggota tim peneliti penemu partikel Tuhan itu berasal dari Negeri Bintang Daud, yakni Profesor Yaron Oz. Selain itu, para fisikawan dari Institut Ilmu Pengetahuan Weizmann Rehovot di Universitas Tel Aviv, Institut Teknologi Haifa, dan Universitas Yahudi Yerusalem yang bersusah payah membuat mesin akselerator partikel seharga lebih dari USD 10 miliar itu. (Aryo Putranto Saptohutomo/merdeka)
0 comments:
Posting Komentar