Home »
Sejarah Islam
» Sejarah Terpecah Belahnya Syam
Sejarah Terpecah Belahnya Syam
Written By Em Yahya on Selasa, 09 April 2013 | 10.27
Sejarah Pecah Belah Syam
Di Bulan ini 93 Tahun yang lalu Tanggal 19-26 April 1920, Liga Bangsa-Bangsa bersidang di San Remo, Italia. Agendanya menetapkan penjajahan inggris dan Perancis di Timur tengah. Suriah dan Lebanon dikuasai Perancis dibawah mandat LBB. Sedangkan Palestina dan Irak dikuasai Inggris, Bumi Syam dicabik-cabik.
Pada Tahun 1917 Revolusi Arab dikobarkan oleh Pangeran Feisal, karena janji Inggris menjanjiakan bagi dia sebuah kerajaan Arab yg terpisah dari Turki. Singkatnya, Feisal akan jadi raja seluruh bangsa arab.
Namun yang terjadi, alih-alh diserahkan kepada bangsa Arab, bekas wilayah kekuasaan Khilafah Utsmani justru dibagi bagi diantara Inggris dan prancis. Bumi Syam dipecah belah menjadi negara-negara kecil yang mereka jajah.
C.H Jansen dalam bukunya “ Militant Islam “ (New York: harper and Row, 1979, 104-105) menulis, begitu berkuasa, Perancis menjalankan politik devide et impera di suriah. Daerah pesisir suriah yang mayoritas dihuni pemeluk agama Kristen dipisahkan menjadi negara baru yang bernala Lebanon.
Wilayah Suriah sendiri dibagi menjadi empat daerah otonomi besar, dua diantaranya dibagi berdasarkan sekte. Satu daerah untuk sekte Druze di selatan dan untuk Alawi-Nushairiyah di barat daya.
Meski Jumlah kedua sekte Syiah tersebut minoritas, kedudukan mereka setara dengan kelompok Muslim sebagai sesama daerah otonomi. Selain itu Penjajah Prancis mempersenjatai dan melatih milisi dari sekte syiah nushairiyah.
Hal inilah yang kelak menguatkan pengaruh militer kelompok Syiah Nushairiyah di Suriah. Ketika suriah sudah merdeka dari Prancis, Syiah Nushairiyah memiliki banyak SDM Perwira Militer terlatih dan bersenjata lengkap. Hal inilah yang menjadi dukungan kuat karier Hafizh Assad yang kemudian melakukan kudeta militer tahun 1963.
Asas Nasionalisme adalah ideologi penentu bagi bangsa Suriah ketika melawan Prancis tahun 1945. Dengan begitu gerakan kemerdekaan bangsa suriah kala itu berideologi gado-gado. Ideologi kelompok Syiah Druze dan Alawiyah jadi kabur tercampur Nasionalisme.
Seperti biasa Inggris menjalankan prinsip devide at impera sebagai strategy utama. Kepentngan terbesar Inggris adalah mengamankan rute transportasi dan komunikasi melalui Palestina dan Irak menuju jajahan mereka di India. Ini adalah salah satu alasan utama Inggris mendukung tegaknya kekuatan Zionis Yahudi Di Palestina.
Israel pun berdiri secara Ilegal atas jasa Inggris kurang lebih 28 tahun sejak sidang LBB itu. Sementara Prancis meninggalkan warisan dominasi kelompok Syiah Nushairiyah di Suriah. Ratusan Ribu nyawa Muslim telah melayang akibat Makar Salibis – Syiah – Zionis di Syam.
Oleh Randy – Reporter An-Najah.Net, Aktivis Indonesia Tanp Jil Jakarta
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Labels:
Sejarah Islam
0 comments:
Posting Komentar