Kalau kita perhatikan secara seksama di dalam Al Qur’an,ia lebih banyak menyajikannya secara garis besar (Ijmal,secara umum) atau prinsip prinsip pokoknya sajadan secara Partial (Juz’i,secara terpisah-pisah).Keberadaan Al-Qur’an yang demikian inilah yang antara lain yang menjadi keistimewaannya,hingga terus menerus menjadi object kajian para Intelektual Muslim maupun Non Muslim serta tetap aktual sepanjang masa.Hal ini sebagaimana dikatakan Rasyid Ridha (1865-1935) bahwa jika seandainya Al-Qur’an itu diturunkan dan disusun menurut gaya Bahasa Buku atau disusun berBab-bab akan Hilanglah keistimewaannya dari Kitab-Kitab lainnya. Berbagai macam masalah yang dibicarakan Al-Qur’an diantaranya adalah tentang Sumpah Alloh.
Orang boleh saja merasa heran diantaranya seperti dikemukakan oleh Ahmad Khan menurut yang dikutip J.M.S Baljon,mengapa Alloh banyak bersumpah dalam Al-Qur’an juga hal ini marak dijadikan bahan Fitnah keji dari kebodohan orang-orang yang benci akan Al-Qur’an.
Keheranan tersebut muncul disebabkan karena mereka Tidak Mempelajari Idiom Al-Qur’an. Oleh karena itu pertanyaan pertanyaan yang muncul adalah:
Apakah yang dimaksud dengan Sumpah Alloh dan Apa unsur-unsur yang membentuknya?Ayat Ayat mana yang termasuk Sumpah Alloh dan Kenapa Allloh Bersumpah?Tentang apa Alloh bersumpah (Muqsam ‘Alayh) dan Apakah semuanya tertulis dalam Al-Qur’an?Apa kaitannya Muqsam Bih dengan Muqsam ‘Alayh ?
Dalam Mencari bentuk bentuk pengungkapan (kata-kata) yang artinya dalam Bahasa Indonesia “Sumpah” berpedoman kepada Al-Qur’an dan terjemahannya.
Sebagai pegangan awal ditemukan antara lain kata-kata: Uqsimu, Yahlifuna, Yamin, Yu’luna, Syahadah dan Ya’tali.
Berikut temuan kata-kata tersebut:
- Kata yang berkaitan dengan Uqsimu ditemukan 24 kali
- Kata yang berkaitan dengan Yahlifuna ditemukan 12 kali
- Kata yang berkaitan dengan Yamin 24 kali
- Kata yang berkaitan dengan Yu’luna 1 kali
- Kata yang berkaitan dengan Syahidah 3 kali
- Kata yang berkaitan dengan Ya’tali 1 kali
- Waw
- Ba
- Ta
- Hamzah
“Katakanlah:”Apakah Alloh telah memberikan izin kepada mu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Alloh? ” Dan Sumpah yang dimaksud dapat berupa Sumpah Alloh,Sumpah Manusia atau Sumpah Setan yang kesemuanya terdapat dalam Al-Qur’an
Sumpah dalm Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari Bahasa Arab QOSAM dan kata AQSAMA maksudnya adalah sumpah secara umum
yang berkaitan dengan QOSAMA adalah Half dan Yamin. Tentang Yamin,Ibrahim Anis dkk mengatakan bahwa QOSAM sama dengan Yamin yang bermakna Sumpah.Qosam Jamaknya Aqsam.Selain Qosam sama dengan Yamin,maka Qosam juga sama dengan Half
Dijelaskan bahwa Half sama dengan Yamin,yaitu Janji (‘ahd) dan pada akhirnya dipergunakan kepada Seluruh Sumpah (Yamin).
Pembahasan
Surah Al-Ma’aarij Ayat : 40
falaa uqsimu birabbil-masyaariqi wal-maghaaribi innaa laqaadiruwn
Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
Muqsam Bih (sesuatu yg dengannya dilakukan sumpah) dari ayat di atas adalah Robb Al-Masyaariq wa Al-Magharib (Tuhan yang memiliki Timur dan Barat) yang berarti menunjukkan Alloh bersumpah dengan Alloh sendiri.Hal ini dapat di fahami dari perkataan “Tuhan yang memiliki Timur dan Barat” adalah berarti Alloh.Alloh tidak mencukupkan penetapan ke-Esa-an-Nya dengan Sumpah tetapi Alloh mengiringinya dengan alsan yang kuat.
Coba perhatikan pada Surat Ash-Shoff ayat 5 berikut:
robbus-samaawaati wal-ardhi wamaa baynahumaa warabbul-masyaariq
Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari.
Dicukupkan dengan terbit Matahari (Al-Masyariq) karena hal itu telah menunjukkan tempat terbenam Matahari (Al-Maghorib)
Pada kata Robb terdapat kata Tarbiyah yang berarti Pendidikan.Kata yang bersumber dari akar kata tersebut memiliki arti yangberbeda-beda,Namun pada akhirnya arti-arti itu mengacu kepada arti pengembangan,peningkatan,ketinggian kelebihan serta perbaikan.Oleh karena itu kata Robb apabila berdiri sendiri seperti dalam pembahasan ini maka yang dimaksud adalah Tuhan,yang tentunya antara lain karena Dia melakukan Tarbiyah yang pada Hakekatnya adalah pengembangan,peningkatan serta perbaikan makhluk yang di didik-Nya.
Sebagian ahli mengemukakan perbedaan antara Rob dengan Alloh,yaitu bahwa Tuhan Yang Maha Esa memiliki sekian banyak sifat yang di bagi dua kategori:
1.Sifat-sifat yang berkaitan dengan Dzat-Nya
2.Sifat yang berkaitan dengan Perbuatan-Nya
Kata Allah menghimpun segala sifat kesempurnaan bagi-Nya ,baik yang berkaitan dengan Zat-Nya maupun Perbuatan-Nya.sedangkan kata Robb hanya menghimpun sifat-sifat Tuhan yang berkaitan dengan Perbuatan-Nya dalam arti yang dapat memberikan dampak atau berbekas kepada Makhluk-Makhluk-Nya.
Kata Masyariq ditemukan 1 (satu) kali dalam Al-Qur’an pada Al-A’Rof 137,sedangkan kata Al-Masyariq ditemukan 2 (dua) kali dalam Al-Qur’an yakni pada Surat Ash-Shoffat Ayat 5 dan Al-Ma’arij ayat 40 (lihat kedua ayat di awal tulisan ini).
Kata Masyariq disambungkan dengan kata Al-Ardl sehingga Masyariq Al-Ardl yang berarti Negeri-Negeri Bagian Timur Bumi,sedangkan Al-Masyariq di awali dengan kata Robb sehingga menjadi Robb Al-Masyariq yang berarti Tuhan yang memiliki Timur.
Pada Al-Ma’aarij Ayat 40 Robb Al-Masyariq disambungkan dengan Al-Maghorib sehingga makna keseluruhannya berarti Tuhan yang Memiliki Timur dan Barat dan kata Al-Maghorib hanya satu kali saja ditemukan dalam Al-Qur’an.Ini juga menunjukkan Bahwa Apabila di sebut kata Al-Masyariq atau Al-Maghorib dalam Al-Qur’an,sudah pasti didahului dengan kata Robb yang selanjutnya maksudnya adalah Alloh.Mana Ayat yang menyatakan itu kepunyaan Alloh semua (dalam hal ini pada pembahasan Timur dan Barat?)
Jawabannya ada di Surat Al Baqarah:115
walillaahil-masyriqu wal-maghribu fa-aynamaa tuwalluu fatsamma wajhu Alloohi innallooha waasi’uwn ‘aliym
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Asal kata Masyariq adalah Syaroqo.Dijelaskan bahwa Syaroqo berarti Thola’at (terbit).Dari akar kata Syaroqo dalm berbagai bentuknya dalam Al-Quran terdapat sebanyak 17 kali yang tergelar dalam 13 Surat.
Sedangkan asal kata Maghorib adalah Ghoroba.Dijelaskan bahwa Al-Gorb bermakna Ghoybubat Al-Syams (terbenanmnya matahari)
Dari keseluruhan kata yang berasal dari akar kata Syaroqo dapat ditarik kesimpulan bahwa kata itu tertuju kepada sesuatu yang terang benderang,sebelah timur,pagi dan matahari akan terbit.
Sedangkan yang berasal dari akar kata Ghoroba tertuju kepada kebalikan (antonim) Syaroqo,yaitu tertuju kepada sesuatu yang gelap,sebelah barat dab matahari terbenam.
Selain itu,kata Al-Ghurob dan Ghuroban yang terdapat dalam Surat Al-Maidah ayat 31 diartikan dengan burung Gagak dan Ghurobib yang terdapat dalam Surat Al-Fathir 27 diartikan dengan Hitam.
Kesimpulan dan Tambahan:
- Mengenai Alloh bersumpah dengan sebagian Makhluk-Nya bukan karena hal itu lebih Mulia daripada-Nya melainkan hanya menunjukkan betapa pentingnya hal itu untuk diperhatikan,tetapi bukan untuk dijadikan Tuhan.Al Qur’an Menjelaskan bermacam -macam problema hidup dan kehidupan termasuk mengnaialam rata dan fenomenanya.Uraian-uraian sekitar persoalan tersebut sebagaimana sering dikatakan sebagai ayat-ayat kawniyah. Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jawziyah: “Alloh dapat bersumpah terhadap segala sesuatu.Alloh bersumpah terhadap diri-Nya sendiri dan Tanda-Tanda Kebesaran-Nya.Sumpah Alloh terhadap sesuatu adakalanya dapat di lihat dari segi manfaat dan keutamaannya,Seperti pada Al-Qur’an Surat At-Tin Ayat 1-3″Demi Buah Tin dan Buah Zaytun (segi kemanfaatan)” Dan demi Bukit Sinai” (segi keutamaan)”Dan Demi Kota (Makkah) ini yang Aman (segi keutamaan).
- Menurut kenyataan sejarah,orang-orang Arab mengagungkan makhluk-Makhluk tertentu yang terdapat di alam ini sebagai kegemaran bersumpahnya sebelum Al-Qur’an diturunkan.Sumpah Allah sebagai sindiran terhadap apa yang mereka lakukan dan dengan turunnya Al-Qur’an manusia diajarkan untuk bersumpah terhadap sesuatu hal-hal atau urusan yang Mulia dan Bermanfaat (memiliki keutamaan) sebagaimana dalam Hal ini Alloh telah memberikan banyak contoh di Al-Qur’an agar manusia mau meneladani dengan mengambil Hikmahnya.Sebagaimana sindiran Alloh berikut terhadap orang yang gemar bersumpah wa laa Tuthi’ kulla Hallaafin(m)MaHiyn (QS Al-Qolam ayat 10) yang maknanya:”Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina”Dalam ayat ini disebut Hallaf yang berarti “yang banyak bersumpah”.Ayat ini mempertanyakan yang banyak bersumpah itu perlu ditaati sementara keadaan keburukannya telah diketahui; dengan demikian maksudnya adalah supaya jangan ditaati.
- Ayat-ayat tentang Sumpah ini juga mengajak Manusia tuk bersumpah dengan Nama-Nya karena Dia lah yang Memberikan Manfaat,Kemuliaan dan Keutamaan pada Makhluk-Nya atau Lebih baik tidak bersumpah (Diam) sebagaimana dijelaskan pada Hadist berikut:Diriwayatkan dari ibnu Umar bahwasannya Rosululloh s.a.wmendapati Umar Bin Khattab sedangberjalan di tempat rombongan berkendaraan dan sedang bersumpah dengan nama ayahnya.Kemudian Rosululloh s.a.w bersabda:”Sesungguhnya Alloh melarang kamu bersumpah dengan nama ayah kamu.Siapa yang bersumpah harus dengan nama Alloh atau diam (tidak bersumpah) (HR Al-Darimi).
- Sumpah Alloh juga mengandung Tarbiyah (Pendidikan) dengan secara Langsung Alloh memberikan Teladan (Raw of Model) akan bersumpah,yakni harus dengan keadaan dan perkataan serta Situasi yang bermanfaat,tetap Mulia dan memiliki Kepentingan (keutamaan).Bukan dengan perkataan yang Buruk atau Sumpah serapah.Coba perhatikan Firman Alloh berikut di mana setelah memberi Contoh akan bersumpah lalu Alloh menegaskan juga kepada Manusia tuk menghindari perbuatan buruk yang diucapkan terus terang,lihat Juz 6 Surah An-Nisa’ ayat 148 yang berbunyi:”Allah tidak menyukai perbuatan buruk yang diucapkan secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui.”Ayat ini juga mengizinkan perkataan buruk atau sumpah serapah Hanya dilakukan oleh orang orang yang teraniaya atau terzalimi, dan itu semua dikategorikan kedalam “doa”. Doa orang orang yang terzalimi adalah mujarab alias “makbul” langsung didengar dan dikabulkan oleh-Nya, sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits, yang berbunyi:“Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan Allah.” (HR Bukhari).Tapi kondisi utama yang dipesankan Ayat ini bermakna larangan bersumpah dengan perbuatan perkataan buruk & yg paling baiknya adalah tidak bersumpah (diam saja).
Demikian
source:FMM
0 comments:
Posting Komentar