Berikut adalah Hadist yang seringkali dipelintir oleh para penghujat Islam dengan tujuan untuk meyakinkan kita bahwa sebelum wafat, Nabi Muhammad memohon kepada Tuhan agar memperoleh Rahmat hingga dapat bertemu teman tertinggi di Akhirat, yakni Isa Al Masih, untuk menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki pangkat Kenabian yang lebih rendah dari Isa Al-Masih yang mereka sebut Yesus:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi." [Sahih Bukhari 59:715]
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Melalui catatan ini saya sampaikan dan bantah dengan argument sejelas-jelasnya dengan Menggunakan Al Qur’an dan Hadist
Adapun Hadist yang dimaksud redaksi sebenarnya seperti ini:
Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi)
Volume 5, Book 59, Number 715:
Narrated ‘Aisha:
I heard the Prophet and listened to him before his death while he was Lying supported on his back, and he was saying, “O Allah! Forgive me, and bestow Your Mercy on me, and let me meet the (highest) companions (of the Hereafter).”
(saya peroleh dari Hadist Bukhori Muslim yang di susun Pihak Moslem Southwestern America) hingga jika dicari dalam Kitab-kitab Bukhori mungkin tidak akan ketemu,karena pegangan saya masih Jilid II.Sedangkan Moslem Southwestern America yang sudah di translate oleh M. Muhsin Khan.menempatkannya pada buku ke 59 yang artinya begini:
Volume 5, Book 59, Number 715:
Dikisahkan oleh ‘Aisyah:
Aku mendengar Nabi dan mendengarkannya sebelum wafatnya ketika ia sedang berbaring didukung di punggungnya, dan dia berkata, “Ya Allah Maafkan aku, dan limpahkan Rahmat-Mu padaku, dan Agar aku memenuhi/bertemu teman tertinggi (di akhirat).
Kaitan doa nabi di atas adalah dengan Turunnya surat An-Nisa ayat 69:
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(rofiqoo)
dan
Surah An Nisaa’ 70
Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang taat kepada Nya dan kepada Rasul Nya, adalah suatu karunia yang tidak ada tara dan bandingannya bagi yang ingin mencapainya dan Allahlah Yang Maha Mengetahui siapa yang benar-benar taat kepada Nya, sehingga berhak memperoleh pahala yang besar itu.
Hingga terkait hal tersebut di atas,maka sebelum wafatnya Rasulullulloh berdoa agar bisa berjumpa dengan teman-teman tertingginya di akherat karena mereka adalah sebaik-baik teman sesuai dengan Annisaa ayat 69 tersebut.
ASBABUN NUZUL (Sebab-Sebab Turunnya Ayat) AN-NISA 69-70
Sebab turunnya ayat ini menurut riwayat At Tabari dan Ibnu Mardawaih dari ‘Aisyah ra. “Bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata: “Ya Rasulullah sesungguhnya saya lebih mencintaimu dari diri saya dan anak saya. Apabila saya berada di rumah, saya selalu teringat padamu: sehingga saya tidak sabar dan terus datang untuk melihatmu. Dan apabila saya teringat tentang kematian saya dan kematianmu, maka tahulah (sadarlah) saya. bahwa engkau apabila masuk surga berada di tempat yang tinggi bersama-sama para Nabi, sedang saya apabila masuk surga, saya takut tidak akan melihatmu lagi. Mendengar itu Rasulullah diam tidak menjawab, dan kemudian turunlah ayat ini”.
Pada ayat ini Allah mengajak dan mendorong setiap orang, supaya taat kepada -Nya dan kepada Rasul -Nya dengan menjanjikan secara pasti. akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekadar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu Nabi-nabi, para siddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.
Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:
1. Para Rasul dan Nabi-nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah SWT.
2. Para siddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran Nabi dan Rasul.
3. Para syuhada dibagi pula urutannya sebagai berikut:
- Orang-orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati terbunuh di dalam peperangan melawan orang-oang kafir
- Orang-orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta; dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.
- Orang-orang beriman yang mati ditimpa musibah yang mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam di lautan, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Dan ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.
Orang-orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan dapat masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.
Wassalam,
[Dari Abd Rozzaq | Islam Menjawab Fitnah]
Sumber : Fitnah Kafir
0 comments:
Posting Komentar